PEMANASAN GLOBAL


Abstrak

Pemanasan global yaitu meningkatnya temperatur suhu rata-rata di atmosfer, laut dan daratan di bumi.
            Seringkali kita menyangka bahwa faktor utama penyebab pemanasan global yaitu karena efek rumah kaca. Efek rumah kaca adalah penyebab akumulasi panas di atmosfer yang menyebabkan perubahan iklim global, dan pemanasan global adalah akibatnya yang menimbulkan perubahan suhu udara, curah hujan dan musim. Hasil dari rumah kaca adalah gas-gas rumah kaca yang sangat berbahaya yang bisa menyebabkan pemanasan global seperti uap air karbondioksida,dan  metana. Padahal yang paling berpengaruh adalah cara hidup kita sehari-hari. Memakai kendaraan bermotor yang tentu bahan bakarnya berasal dari fosil, seperti solar, premium dan lain-lain. Kegiatan rumah tangga, mengkonsumsi makanan dan minuman dari botol dan masih banyak penyebab lainnya.
            Dan dampak dari pemanasan global adalah mencairnya es di kutub utara dan selatan yang menyebabkan kenaikan air laut dan gelombang pasang, banyak pulau tenggelam, perubahan iklim yang drastis, banyak badai, banjir, kesehatan manusia yang menurun , pertanian dan persediaan makanan menipis dan yang lainnya. Sungguh begitu mengerikan membayangkannya ketika itu semua terjadi.
            Oleh karena itu kita bisa mengurangi dampaknya dimulai dari diri kita sendiri, seperti menghemat energi ,memakai kendaraan yang menggunakan bahan bakar yang mengeluarkan emisi yang lebih sedikit dibandingkan dengan bahan bakar fosil, mendaur ulang sampah, mengembangkan sumber energi yang tidak menghasilkan CO2 , reboisasi, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sebuah usaha konservasi ekologis, dan masih banyak lainnya.
            Keterlambatan dalam melakukan upaya-upaya tersebut akan berakibat pada meningkatnya tingkat kerentanan system alam dan kehidupan manusia terhadap perubahan iklim. Jadi, mulailah dari sekarang dan dari diri kita sendiri.



BAB I
PENDAHULUAN
            Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sebuah usaha konservasi ekologis agaknya mulai menjadi suatu agenda mendesak bagi kehidupan saat ini. Tingkat polusi air, tanah dan udara kian meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah populasi penduduk dunia. Naiknya level air laut akibat efek pemanasan global menjadi kekhawatiran sendiri. Belum lagi permasalahan sampah , meningkatnya konsumsi makanan dari daging sapi( kotoran, pembusukan kotoran, dan sapinya sendiri mengandung emisi yang berbahaya ) , minuman dan minuman yang dikemas botol dan masih banyak lainnya.
            Pemanasan global atau global warming adalah meningkatnya temperature suhu rata-rata di atmosfer, laut dan daratan di bumi.
            Pemanasan global sudah diprediksi sejak lama dan para ilmuwan lebih sering menyebutnya dengan efek rumah kaca. Sesungguhnya efek umah kaca adalah penyebab akumulasi panas di atmosfer yang menyebabkan perubahan iklim global, dan pemanasan global adalah akibatnya yang menimbulkan perubahan suhu udara, curah hujan dan musim.
            Banyak yang terjadi akibat pemanasan global ini , yaitu mencairnya es di kutub utara dan selatan yang menyebabkan kenaikan air laut dan gelombang pasang, banyak pulau yang tenggelam, perubahan iklim yang drastis, badai, banjir, kenaikan suhu yang ekstrim dan yang lainnya.
                Sebenarnya banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menekan dampak dari pemanasan global ini seperti gerakan menghemat energi, mengembangkan sumber energi yang tidak menghasilkan CO2 , peningkatan reboisasi dan lain-lain.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pemanasan Global
Kita pasti sudah sering mendengar apa itu pemanasan global , tapi seringkali pula kita tidak tahu artinya. Pemanasan global atau global warming adalah meningkatnya temperature suhu rata-rata di atmosfer, laut, dan daratan di bumi.
Penyebab dari peningkatan yang cukup drastis ini adalah pembakaran bahan bakar fosil , seperti batu bara, minyak bumi ( yang diolah menjadi bensin, minyak tanah, oli dan sebagainya ) dan gas alam sejenisnya, yang tidak dapat diperbaharui, Pembakaran dari bahan bakar fosil ini melepaskan karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer bumi. Ketika atmosfer sudah semakin kaya dengan gas rumah kaca tersebut , ia semakin menjadi insulator yang menahan banyak panas dari matahari yang dipancarkan ke bumi.
Pemanasan global sebenarnya merupakan sebuah proses yang di lakukan bumi untuk menghadapi besarnya energi  matahari. Perubahan dalam bentuk pemanasan global ini menjadi masalah yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia di  bumi.
Penghasil terbesar dari pemanasan global ini adalah negara-negara industri seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Jepang, China dan yang lainnya yang berada di belahan bumi utara. Pemanasan global ini dapat terjadi karena pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat negara-negara utara 10 kali lipat lebih tinggi dari negara penduduk selatan yang kebanyakan adalah negara berkembang. Meskipun kontribusinya pada pemanasan global tidak setinggi negara industri, negara berkembang juga ikut menghasilkan karbondioksida dengan meningkatnya industri-industri dan perusahaan tambang ( dengan bahan baku migas, batubara dan yang terutama berbahan baku fosil )
Selain itu negara berkembang seperti Indonesia ikut mempunyai andil dalam pemanasan global ini karena menyumbangkan kerusakan hutan . Dan itu tercatat dalam rekor dunia Guinnes Record of Book sebagai negara yang paling cepat dalam merusak hutannya. Padahal selama ini sudah diketahui bahwa hutan tropis merupakan paru-paru bumi dan yang paling banyak menyerap karbon di udara,
Rata-rata temperature permukaan bumi sekitar 15 derajat Celsius ( 59 derajat Fahrenheit ) , tapi selama 100 tahun terakhir ini rata-rata temperature bumi telah meningkat sebesar 0,6 derajat Celsius ( 1 derajat Fahrenheit ) . Para ilmuwan memprediksi pemanasan lebih jauh hingga 1,4 –  5,8 derajat celsisus ( 2,5 – 10,4 derajat Fahrenheit ). Padahal kenaikan suhu 1 derajat Celsius saja bias memicu melelehnya lapisan es di dunia.
Pada awal Juli 1995 dataran luas di luar kota Chicago dilanda hujan lebat yang membuat udara di atas awan menjadi panas dan beruap . Setelah hujan selesai, tekanan udara meninggi sehingga membuat cuaca menjadi cerah dan matahari bersinar panas. Beberapa hari kemudian , udara tropis dari teluk Meksiko terdesak jauh ke utara oleh angin barat daya dan akhirnya sampai di kota berpenduduk 2,8 juta orang ini. Keadaan ini disebut gelombang panas. Lima hari kemudian  lebih dari 500 orang meninggal gara-gara gelombang panas ini.
Lalu di China pada bulan Juni, Juli sampai Agustus pada tahun 1998 , turun hujan lebat hingga membuat sungai-sungai besar di China meluap. Seperti Sungai Yangtze, yang menyebabkan 3004 orang meninggal dan 223 juta orang kehilangan tempat tinggal.
Bisa dibayangkan angka yang sekecil 0,6 derajat Celsius bisa berakibat fatal bagi umat manusia.


B.     Efek Rumah Kaca
Energi yang menerangi bumi berasal dari matahari. Sebagian energi yang membanjiri planet kita ini adalah radiasi gelombang pendek. Ketika energi ini memasuki permukaan bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas dan menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan memantulkan kembali sebagian dari panas ini sebagai radiasi inframerah gelombang panjang ke luar angkasa , walaupun sebagian tetap terperangkap di atmosfer bumi. Gas-gas tertentu di atmosfer termasuk uap air, karbondioksida dan metana akan menjadi perangkap radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Akumulasi radiasi matahari di atmosfer bumi ini menyebabkan suhu bumi menjadi semakin menghangat.

          ( efek rumah kaca )
Istilah efek rumah kaca berasal dari pengalaman para petani di daerah iklim sedang yang menanam sayur mayur dn bunga-bungaan di dalam rumah kaca. Dalam rumah kaca dapat dipasang alat pemanas sehingga ruangan rumah kaca dapat dipanaskan sesuai keperluan, misalnya pada malam hari dan dalam musim gugur , musim dingin atau musim semi. Dengan demikian para petani dapat menanam sayur mayur dan bunga-bungaan sepanjang tahun, meskipun suhu di luar sangat dingin. Karena tanaman-tanaman yang ditanam di rumah kaca ini akan tetap hidup dan tidak mati membeku oleh pengaruh musim dingin. Rumah kaca ini sendiri sudah ada sejak abad ke-16 di Eropa dan biasa digunakan untuk membudidayakan mawar, lobak, sawi, brokoli atau tanaman lainnya di musim dingin.
             ( Rumah Kaca )
Para ilmuwan lebih banyak menggunakan istilah efek rumah kaca daripada pemanasan global. Tapi kita sering rancu dengan kedua istilah ini. Sesungguhnya efek rumah kaca adalah penyebab akumulasi panas di atmosfer yang menyebabkan perubahan iklim global dan pemanasan global adalah akibatnya yang menimbulkan perubahan suhu udara, curah hujan dan musim.
Inilah mengapa banyak kesalahpahaman bahwa efek rumah kaca disebabkan oleh adanya rumah-rumah kaca yang terlalu banyak di perkotaan, tapi lebih dikarenakan oleh emisi karbon yang terlalu banyak di angkasa, sehingga menyulitkan panas memantul kembali ke angkasa, Gas-gas seperti uap air, karbondioksida dan metana berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca, sehingga gas-gas ini dikenal sebagai gas rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Salah satu gas rumah kaca itu adalah CFC ( Chloro Fluoro Carbon ) atau yang di sebut sebagai freon. CFC ini menyerang ozon, akibatnya kandungan ozon di angkasa menipis dan mengakibatkan lubang di kutub utara dan selatan, Sehingga UV (ultraviolet ) mampu menerobos masuk ke atmosfer dan menyebabkan terjadinya radiasi. Radiasi dari UV ini akan mengakibatkan kanker kulit jika terkena langsung pada kulit manusia dalam waktu yang cukup lama. Jika lapisa ozon semakin menipis dan berlobang maka bumi ini seakan telanjang dan tidak ada lagi pelindung dari radiasi UV. CFC ini 2000 kali lebih efektif memperangkap radiasi gelombang panjang daripada karbon.
Gas rumah kaca lainnya adalah metana. Metana adalah gabungan kimia antara unsure formula molekul CH4, merupakan alkae yang sederhana dan merupakan gas alam yang utama. Metana dihasilkan secara alami oleh bakteri yang hidup di rawa-rawa. Bakteri ini menghasilkan metana di dalam selnya. Metana juga terdapat di dalam sistem pencernaan binatang pemamah biak. Metana juga dihasilkan oleh padi di sawah dan juga dari sampah.
Yang paling terkenal dari gas rumah kaca ini adalah karbondioksida karena jumlahnya yang paling melimpah dam menyerap puncak gelombang panjang. Penyerapan inilah yang menyebabkan pemanasan dan air akan menguap. Biasanya jika kita melepaskan karbondioksida maka kita membakar sesuatu yang mengandung karbon seperti kayu, batubara, gas alam dan minyak dimana reaksi karbon dan oksigen akan menghasilkan karbondioksida yang merupakan suatu reaksi untuk menghasilkan energi. Karbondioksida yang melimpah ini mengakibatkan pendinginan di stratosphere, sehingga memicu percepatan lubang di lapisan ozon. Ozon sendiri adalah gas yang sangat jarang , menyerap radiasi gelombang pendek dari sinar matahari dan melindungi bumi dari radiasi UV. Gas rumah kaca lainnya adalah Nitrous Oksida, Hidro Flourokarbon, Perfluorokarbon dan Sulfur Heksaflourida.
Pada awal tahun 1896, para ilmuwan beranggapan bahwa pembakaran bahan bakar fosil akan mengubah komposisi atmosfer dan dapat meningkatkan temperature rata-rata global.
C.    Efek dari Pemanasan Global 
               1.      Perubahan iklim dan cuaca
Prediksi dari perubahan iklim dan cuaca akibat dari pemanasan global ini adalah terjadinya pemanasan di daerah bagian utara dari belahan bumi utara melebihi daripada di daerah-daerah lain di muka bumi. Sehingga gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil karena permukaan air laut akan naik secara drastis. Di kutub utara dan selatan akan sedikit sekali ditemukan es yang terapung. Di daerah-daerah yang biasanya mengalami hujan salju ringan kemungkinan tidak akan mengalaminya lagi. Di pegunungan di daerah subtropis sebagian besar pegunungan yang ditutupi salju akan semakin sedikit dan lapisan saljunya akan lebih cepat mencair. Jika sampai es mencair seluruhnya maka akan terjadi krisis air yang cukup parah, kekeringan meluas, para petani akan mengalami kegagalan panen dan jutaan orang akan mengalami kekurangan makanan. Daerah hangat akan menjadi lembab, kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan. Sehingga banjir, badai lebih sering terjadi.

( Tsunami )
2.      Kenaikan permukaan air laut
   

Sejauh 30 tahun terakhir ini, pemanasan global telah menyebabkan lapisan es di kutub utara menipis 40% .   Di kutub selatan juga lapisan es ikut mencair dengan tingkat yang sangat cepat. Saat atmosfer mulai menghangat , lapisan permukaan lautan juga akan ikut menghangat sehingga volumenya akan membesar dengan mencairnya es di kutub. Akibatya adalah naiknya tinggi permukaan laut dan lebih banyak volume air di laut. Jika terjadi kenaikan air laut sampai 100 cm , maka akan menenggelamkan 6 % daerah yang berada di bawah permukaan laut.  Erosi dari tebing, pantai dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Di sisi lain pemanasan global ini mempunyai keuntungan, yaitu seperti yang diprediksi majalah Time bahwa saat es di kutub utara mencair, maka lautan arktik akan menjadi lautan bebas yang bisa dilewati kapal-kapal tanpa harus menggunakan kapal pemecah es.
3.      Pertanian dan persediaan makanan

( Tanaman di tanah yang kering )
Saat pemanasan global terjadi, tanaman akan bereaksi menyerap CO2 karena banyaknya karbondioksida di udara merupakan materi mentah bagi tumbuhan untuk melakukan proses fotosinteis dan akan menjadi seimbang dengan gas yang dilepaskan saat materi dari tumbuhan yang mati mulai membusuk. Jika terjadi pemanasan global, wilayah di garis lintang yang lebih tinggi akan cocok untuk pertanian yang dulunya didominasi hutan yang berganti daun seperti di Rusia dan Kanada. Sebaliknya di garis lintang selatan akan menjadi lebih kering, meningkatnya padang pasir.
( Perbandingan keadaan pada waktu dulu dan sekarang ketika terjadi pemanasan global )
4.      Ekosistem
Dampak paling parah dari pemanasan global ini adalah ekosistem di bumi bagian utara saat es mulai mencair di sebelah barat antartika dan Greenland. Penguin akan menurun jumlahnya, beruang kutub diperkirakan akan punah di tahun 2100 karena habitatnya hilang. Beberapa jenis kupu-kupu, rubah dan tumbuhan alpine berpindah jauh ke utara atau lebih ke atas di daerah yang lebih dingin. Beberapa jenis spesies harus beradaptasi dengan semua perubahan ini atau akan bermigrasi. Perubahan iklim ini juga akan berdampak buruk pada ekosistem di lautan. Jika air laut semakin memanas, maka akan terjadi peningkatan keasaman laut.

( Beruang kutub yang hampir punah )
5.      Kesehatan manusia
Saat pemanasan global terjadi dan iklim di bumi menjadi lebih hangat, para ilmuwan memprediksi bahwa banyak orang akan meninggal karena gelombang panas. Selain itu, iklim yang hangat ini membuat wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis semakin meluas dan kemungkinan dapat berpindah tempat ke daerah yang dulunya dingin dan subtropis. Wabah penyakit ini diakibatkan oleh nyamuk yaitu malaria dan demam berdarah. Di era globalisasi ini dimana orang bisa berpindah tempat dari satu negara ke negara lain tanpa mengenal ruang dan waktu, maka penyebaran berbagai macam wabah penyakit akan sangat sulit ditanggulangi lagi dan mampu diisolasi di satu tempat saja.

D.    Upaya Mengurangi Akibat dari Pemanasan Global
1.      Gerakan menghemat energi
Kalau kita bisa menghemat energi, maka pembakaran bahan bakar fosil pun dapat dihemat. Selain itu kita juga membantu dalam masalah ekonomi negara kita. Pemborosan bahan bakar tidak hanya disebabkan oleh kemacetan tetapi juga oleh laju kendaraan. Kita bisa menghemat energi dengan cara menggunakan kendaraan yang tidak memakai bahan bakar minyak atau yang tidak menimbulkan pencemaran udara.
Selain itu, kita juga harus mematikan peralatan elektronik apabila sudah dipakai. Jangan membiarkannya menyala terus. Karena sesungguhnya usaha yang terlihat mudah ini cukup besar manfaatnya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menghemat energi. Jug untuk memperpanjang masa aktif peralatan elektronik tersebut.  
2.      Peningkatan reboisasi
     
Reboisasi adalah penanaman kembali hutan yang gundul agar kelestarian hutan bisa tetap terjaga. Selain itu menanam pohon yang dapat menyerap karbondioksida, terutama penghijauan kembali hutan tropis sebagai paru-paru dunia.
3.      Mengembangkan sumber energi yang tidak menghasilkan CO2
Energi yang melibatkan BBM memang banyak menimbulkan pencemaran udara. Para ilmuwan telah mengembangkan berbagai energi alternatif lain yang lebih ramah lingkungan dan dapat diperbarui.
 Energi angin telah banyak digunakan secara tradisional. Oleh karena itu, penelitian sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan peran kapal layar yang kecepatannya setara dengan kapal yang menggunakan BBM.
Energi surya sebagian besar digunakan untuk fotosintesis dan penjemuran.
Energi air telah banyak digunakan dalam skala besar dan kecil.
Energi lain yang bisa menjadi alternative adalah energi nuklir. Energi ini tidak menghasilkan CO2, masalah yang belum dipecahkannya yaitu tentang cara pembuangan limbahnya, walaupun teknologinya terus berkembang. Namun, banyak yang tidak mau menanggung resiko dari kecelakaan yang bisa saja terjadi akibat ledakan nuklir.
4.      Kurangi mengkonsumsi daging sapi
Menurut Guardian Unlimited di Inggris, gas metana yang dihasilkan sapi ikut bertanggungjawab terhadap 4 % dari emisi gas rumah kaca. 1,3 milyar sapi menghasilkan 100 juta ton metana. Kotoran sapi juga menghasilkan emisi N2O , dan pembusukan kotorannya mengeluarkan CH4 .
Kebanyakan pencemaran ini berasal dari  nitrous oksida di dalam kotoran sapi dan metana. Metana telah menciptakan efek pemanasan global sebesar 22 kali daripada karbon sementara nitrous oksida sebesar 296 kali. Kita juga harus mendukung petani lokal, yaitu dengan membeli produk sendiri. Karena dengan begitu kita menghemat bahan bakar dari kendaraan yang membawa produk dari luar.
5.      Jadilah pelopor lingkungan
Yang dibutuhkan bukan keperkasaan dan kekuatan, tetapi kemauan yang keras dan keberanian. Kita tidak perlu menunggu orang lain untuk bergerak, tapi kita bisa mulai dari diri kita. Biarpun yang kita lakukan dimulai dari hal-hal yang kecil dan sederhana, tetapi nantinya akan bermakna dan mempunyai dampak yang besar bagi kehidupan kita.
Contoh kecil yaitu kita menanam tanaman di kebun samping rumah , mendaur ulang sampah kertas, plastik, dan logam. Menggunakan kembali tas atau botol untuk membawa barang-barang atau air tanpa harus membeli yang baru. Semuanya mulai dari hal-hal kecil yang kita lakukan di sekitar kita dan mampu menyebar luas ke seluruh orang yang ada di lingkungan kita sebelum mempunyai dampak yang luas dan kadang tidak penah kita duga. 


BAB III

SIMPULAN

Pemanasan global yaitu meningkatnya temperatur suhu rata-rata di atmosfer, laut dan daratan di bumi.
Penyebab dari pemanasan global ini yang paling berpengaruh adalah cara hidup kita sehari-hari. Memakai kendaraan bermotor yang tentu bahan bakarnya berasal dari fosil, seperti solar, premium dan lain-lain. Kegiatan rumah tangga, mengkonsumsi makanan dan minuman dari botol dan masih banyak penyebab lainnya. Dan juga gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh efek rumah kaca seperti uap air, karbondioksida dan metana.
Banyak yang terjadi akibat pemanasan global ini , yaitu mencairnya es di kutub utara dan selatan yang menyebabkan kenaikan air laut dan gelombang pasang, perubahan iklim yang drastis, badai, banjir, kenaikan suhu yang ekstrim dan yang lainnya.
Oleh karena itu kita bisa mengurangi dampaknya dimulai dari diri kita sendiri, seperti menghemat energi ,memakai kendaraan yang menggunakan bahan bakar yang mengeluarkan emisi yang lebih sedikit dibandingkan dengan bahan bakar fosil, mendaur ulang sampah, mengembangkan sumber energy yang tidak menghasilkan CO2 , reboisasi, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sebuah usaha konservasi ekologis, dan masih banyak lainnya.

DAFTAR PUSTAKA



Muhammad, Donny dan Foggy Fauziah. (2007) . Pemanasan Global. Bandung : Armico
Rusbiantoro, Dadang (2008). Global Warming For Beginner. Yogyakarta: O2





0 komentar:

Posting Komentar